11 September 2008
Gaji Papa Berapa?
Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.
Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak beranjak.
Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa..."
Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa."
"Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew.
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.
Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
"Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya."
GBU,
jk
p.s. : Terima kasih banyak kepada Bpk. Pdt. Siswo Pranoto (GKJ Kaligesing) untuk posting ceritanya di GKJnet Mailing List.
04 September 2008
Jokes of the Week
ALKITABIAH
Suatu hari, seorang istri sedang bersiap menyantap sepiring pisang goreng yang masih panas ...
Suami : 'Ma ... bagi dong ...'
Istri : 'Ada tertulis : janganlah kamu mengingini milik orang lain.'
Suami : 'Ada tertulis juga : berilah, maka kamu akan diberi.'
Istri : 'Hai pemalas, pergilah kepada semut dan contohilah lakunya !'
Suami : 'Kasihilah sesamamu manusia ...'
Akhirnya, dengan terpaksa sang istri menyerahkan sebuah pisang goreng kepada suaminya...
Istri : 'Nih, pergilah ! Dan jangan berbuat dosa lagi!!!
ANAK POLOS
Pada saat Sekolah Minggu, ibu pengajar berkata di depan anak-anak, 'Siapa yang ingin bertemu Bapa diSurga, angkat tangannya tinggi-tinggi?'
Ibu pengajar tiba-tiba kaget, melihat si Kames tidak mau angkat tangannya, 'Lho, Kames, kenapa tidak ingin bertemu Bapa di Surga?'
Jawab Kames, 'Maaf Ibu Guruuuu, tadi Mama pesan ama Kames, setelah Sekolah Minggu selesai Kames harus lekas pulang, gitu ...'
BUKANNYA TAK TERTARIK
Selesai kebaktian seorang wanita dengan tersipu-sipu menghadap pendeta.
'Pak Pendeta, saya mohon maaf karena ketika tadi Bapak berkhotbah, suami saya telah berjalan keluar. Saya harap Bapak tidak beranggapan dia tak tertarik pada khotbah Bapak, tetapi ia memang suka berjalan kalau sedang tidur ....'
Laugh ... Jesus loves you! :-)
jk
P.S. : Many thanks to Ibu Pdt. Murtini Hehanussa for the jokes posted to GKJnet Mailing List
Pependaga Sinode GKJ Rayon I tahun 2008
Rekan-rekan terkasih,
Selasa-Rabu, 2-3 September 2008 lalu, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta, telah berlangsung Pertemuan Pendeta dan Keluarga (Pependaga) Sinode GKJ Rayon I tahun 2008.
Saya sendiri terlibat sebagai bagian dari kepanitiaan - seru juga sih, meskipun super capek banget. Laporan lengkapnya nyusul yah, kalo udah ada foto-fotonya. Hehehe.
Buat teman-teman dan saudara-saudaraku di kepanitiaan Pependaga 2008, terima kasih banyak atas kerja tim yag begitu indah dan luar biasa - terutama teman-teman pemuda dan remaja dari GKJ Jakarta dan GKJ Bekasi yang kayaknya urat capeknya udah pada putus. Hehehe.
Mohon maaf juga kalau tutur kata dan tingkah laku saya selama Pependaga lalu kurang berkenan. Tuhan memberkati pelayanan kita. Amen.
4 September 2008,
jk
01 September 2008
Puasa dan Pencobaan : A Lifelong Battle
Refleksi atas kisah pencobaan Yesus dalam Matius 4:1-11
Pencobaan dan godaan ada di mana-mana di sekitar kita. Bahkan juga di dalam diri kita! Iblis bisa menggunakan siapa saja sebagai sumber godaan, bahkan menggunakan pikiran dan emosi kita sendiri. Pernahkah rekan-rekan digoda untuk marah-marah kepada orang yang bersalah kepada kita? (Saya memakai kata “marah-marah” untuk membedakannya dari “marah” … hehehe, tahu kan maksudnya?) Nah, padahal kita tahu bahwa saat kita marah-marah, itu akan menutup karya Allah dalam diri kita yang mengajak kita untuk mengampuni kesalahan orang lain. Bayangkan kalau itu terjadi pada godaan-godaan yang lebih besar … hubungan yang sedang “dingin” dengan istri/suami menggoda kita untuk selingkuh … kebutuhan hidup yang kian mendesak menggoda kita untuk korupsi atau mencuri … problema hidup yang kian menumpuk menggoda kita untuk mencari pelarian ke “dunia hitam” narkoba, minuman keras, prostitusi, dll.
Jadi, godaan itu bukan hanya di luar sana, tetapi justru di dalam diri kita. The great battle is not fought out there, it is here within our own selves. :-)
***
Dalam Matius 4:1-11 kita melihat kenyataan bahwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Peristiwa itu terjadi setelah Yesus dibaptis, setelah Tuhan menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah yang terkasih, bahkan setelah ia berpuasa 40 hari 40 malam.
Tiga pencobaan yang Yesus hadapi dan alami sesungguhnya bisa diringkaskan menjadi satu hal, yaitu : PENCOBAAN ATAS KESIAPAN DIRI YESUS UNTUK MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB (tentang “menyangkal diri dan memikul salib”, lihat tulisan saya sebelum ini). Kita tahu bersama bahwa misi utama Yesus di dunia adalah untuk menjadi penebus dan pendamai bagi dosa-dosa manusia melalui sengsara, kematianNya di kayu salib, dan kebangkitanNya mengalahkan kuasa maut dan belenggu dosa. Nah, rupanya Iblis tahu misi Yesus ini, and he did not waste any time. He went straight and right to the point. Lawan dari menyangkal diri dan memikul salib adalah “membenarkan diri dan memuaskan keinginan daging (keinginan dan hawa nafsu)”. Itulah inti dari ketiga pencobaan Iblis terhadap Yesus.
1. Yesus yang habis berpuasa, lelah dan lapar, dicobai untuk menyalahgunakan kekuasaanNya – menggunakan kharismata/karunia yang dimilikiNya untuk memuaskan keinginanNya sendiri. “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Yesus pun kemudian menanggapinya dengan Firman Tuhan dari Ulangan 8 : 3, “manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Yesus menolak untuk mengarahkan hidupnya pada cara-cara cepat dan mudah untuk menjadi kenyang, untuk menjadi senang, untuk menjadi kaya, untuk menjadi berhasil. Yesus memilih untuk mengarahkan hidupnya sesuai kehendak Firman Tuhan. Yesus menolak untuk memakai karunia/kharismata yang dimilikiNya untuk kepentingan diri sendiri.
Thank God, Jesus did not fall for the first temptation! Wah, kebayang deh seandainya Yesus tergoda untuk mengubah batu menjadi roti demi memuaskan kelaparanNya, maka kita sekarang tidak mendapatkan figur teladan yang berkarakter begitu luar biasa. Teladan dunia ini sering kali mengecewakan … kelihatannya baik, tapi ternyata korupsi … kelihatannya saleh, tapi istrinya empat … weleh weleeeh …
2. Iblis pun kemudian mencobai Yesus dengan menantang ego-Nya sebagai Anak Allah. Di sini misi penyangkalan diri Yesus-lah yang ditantang. Iblis berkata, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Menghadapi itu, Yesus pun menjawab dari Firman Tuhan di Ulangan 6:16, “Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu.” Yesus menolak untuk mengarahkan hidupnya pada pemuasan ego dan pembenaran diri. Ia berpegang pada kehendak Tuhan, bahwa panggilan hidupNya adalah untuk menggunakan kemampuan Illahi-Nya untuk menolong sesama.
Sebagai buahnya, kita kini melihat Yesus sebagai role model untuk kerendahhatian dan penyangkalan diri. Perhatikanlah semua Injil – tidak pernah Yesus mengatakan atau membanggakan diriNya sebagai Mesias, Anak Allah, atau Juruselamat Dunia. Yesus merendahkan diriNya serendah-rendahnya, mengingkari semua ego-Nya, dan membiarkan nama Allah yang dimuliakan. Dan justru karena kerendahan hatiNya itulah, orang lain kemudian menyatakan pengakuan mereka bahwa Ia sungguh-sungguh adalah Mesias, Anak Allah, dan Juruselamat Dunia. Ingat kan, Petrus yang mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16), kepala pasukan Romawi dan prajurit-prajuritnya yang mengawal penyaliban Yesus mengakui bahwa Ia adalah Anak Allah (Mat. 27:54), and let’s not forget Thomas, yang menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allahnya (Yoh. 20:28). Kesombongan dan pembenaran diri tidak membuahkan apa-apa – kerendahan hatilah yang mencerahkan dunia dan membuat Allah tersenyum.
3. Pada pencobaan terakhir, Iblis telah mengetahui bahwa Yesus adalah orang yang cukup setia dengan komitmenNya pada misi penyangkalan diri dan salib. Karena itu pada pencobaan yang ketiga, ia tidak lagi mulai mencobai Yesus dengan mengatakan, “Jika Engkau Anak Allah …”, melainkan langsung mengatakan, “Semua itu – semua kerajaan dunia dengan segala kemegahan dan kekuasaannya – akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Kepada Yesus ditawari kekuasaan dan kemewahan hidup. Dan Yesus secara tegas menentang hal itu. Yesus lagi-lagi mengutip Ulangan 6:13 yang menyatakan, “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.”
Satan finally unleashed his ultimate weapon – temptation on power and wealth (money). Penyangkalan diri dan sengsara salib – keduanya merupakan lawan dari kekuasaan dan kemewahan hidup. And thank God, Jesus did not fall for that.
Ada pepatah dalam bahasa Inggris, “When money starts speaking, even the angels stop singing.” (“Saat uang mulai bicara, bahkan malaikat pun berhenti bernyanyi.”). Uang sering kali membuat orang buta. Uang sering kali membuat orang kehilangan arah kehidupan – baik disadari maupun tidak disadari. Uang, karir, kekayaan, kekuasaan, kedudukan, jabatan, pangkat, itu semua sering kali membuat orang mengarahkan orientasi hidupnya kepada diri sendiri, dan lupa akan kehendak Tuhan. Uang, karir, kekayaan, kekuasaan, kedudukan, jabatan, pangkat, sering kali membuat orang mau bekerja sama atau sekedar tutup mata atau membiarkan terjadinya korupsi, kolusi, dan berbagai kejahatan yang terjadi di sekitar dirinya. Entah karena kejahatan itu membawa keuntungan langsung bagi dirinya, atau karena kalau dia menentang praktek kejahatan itu, maka dia akan kehilangan pekerjaan atau bisnisnya. Kalau seseorang bersikap seperti itu, sebenarnya dia sama saja dengan bekerja sama dengan si Iblis.
Sikap Yesus dalam menghadapi pencobaan dalam puasa 40 hari-Nya di padang gurun, memberikan kita teladan yang sangat jernih dan jelas tentang bagaimana kita harus mengarahkan hidup kita. Jangan mengarahkan hidup kita pada uang, kekayaan, atau kekuasaan, yang membuat hidup kita kehilangan arah dan melupakan kehendak Tuhan. Ingatlah misi utama hidup kita : mengikut Yesus, menyangkal diri, dan memikul salib. Ingatlah juga untuk terus bersahabat dengan Tuhan, bukan dengan Iblis. Jangan pernah mau untuk berkompromi dengan Iblis dalam kehidupan kita. Tuhanlah yang memiliki dan menjaga kehidupan kita.
Tuhan memberkati. Amen.
Pangkalanjati, 1 September 2008
jk
Thanks to esermons dot com and corbis dot com for the wonderful pics. :-)
Selamat menunaikan ibadah Puasa Ramadhan
Rekan-rekan terkasih,
Saya dan seluruh keluarga mengucapkan, "Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1429H kepada semua pembaca Muslim/Muslimah yang mulia, dan tentunya kepada seluruh umat Islam yang saya kasihi. Semoga ibadah puasa dan sembahyang yang kita lakukan, sungguh-sungguh kita lakukan dengan tulus sebagai wujud pengabdian hidup kita kepada Allah."
Kalau boleh, ijinkanlah saya berbagi kisah seputar puasa menurut Alkitab, yaitu ketika Yesus melakukan puasa 40 hari 40 malam di padang gurun. Kisah ini adalah kisah nyata tentang puasa Yesus menurut Injil Matius, sebagaimana tertulis dalam Matius 4:1-11. Sebagai catatan, jika dalam kisah dituliskan "Anak Allah", maka itu tidaklah menunjukkan hubungan biologis, melainkan hubungan iman (spiritual) dan iradat (karakter).
***
"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku" Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus."
***
Dengan segala kerendahan hati saya berharap kisah di atas bisa menjadi bahan perenungan dan inspirasi bagi rekan-rekan Muslim/Muslimah dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan-Nya.
Tuhan memberkati kita. Amen.
Pangkalanjati, 1 Ramadhan 1429H
jk